Nama :
Jonatan Senja
NIM :
D14130004
AK 13 (KERBAU MURRAH)
Pembibitan,
Masalah Klasik Peternakan Indonesia
Minggu-minggu ini kita sedang disibukkan untuk membaca berita dari dunia peternakan khususnya ruminansia besar( Sapi dan Domba /Kambing), mulai dari harga bibit hingga tidak tercukupinya kebutuhan masyarakat akan hasil peternakan ( daging dan susu ).
Berpindahnya
harga susu adalah hal yang sangat mencengangkan dan mengagetkan para ibu rumah tangga.
Bagaimana mau pintar bangsa ini jika konsumsi susu diganti dengan konsumsi air
tajin( air cucian beras ). Hal tersebut tidak terlepas dari politisasi produk peternakan oleh pengusaha yang duduk dalam pemerintahan,
walaupun ada informasi bahwa kemarau panjang yang melanda Selandia Baru dan
Australia ( Pemasok kebutuhan dasar susu terbesar ke Indonesia ) mengakibatkan produksi
susu menurun. Kenapa Indonesia sebagai negeri Agraris sangat bergantung oleh
Barat hanya karna susu.
Tak ketinggalan
pula daging sebagai produk utama sapi potong harganya juga akan meningkat.
Kejadian yang dianggap biasa dan wajar itu sekarang sedang menjerat nasib dunia
peternakan Indonesia. Daging boleh dikatakan adalah kebutuhan sekunder bagi golongan
bawah masyarakat Indonesia, mungkin itulah yang mengakibatkan permasalahan daging
dan susu masih menjadi sampingan bagi rakyat kecil, begitu pula pengurusan ternak
dikalangan peternak kecil yang masih menjadi sampingan bukan sebagai pekerjaan pokok.
Sedangkan daging
domba/kambing hanya bisa kita temui dipinggir jalan sebagai makanan mewah karena
harga domba/kambing yang mahal. Masalah klasik yang menimpa dunia peternakan kita
adalah pembibitan, bukanya penggemukan yang selalu diincar oleh para pengusaha peternakan.
Lama kelamaan bibit Sapi, Domba/Kambing kita akan habis, kita hanya mengimpor dan
mengimpor daging dan susu dari luar.
Sebentar kita
tengok tetangga kita Malaysia yang kabarnya rajin sekali mengincar bibit Domba Garut
yang menjadi asset berharga bagi bangsa ini, bagaimana tidak, Domba Garut adalah
satu-satunya domba yang berperawakan besar mirip Bison yang ada di dunia ini.
Kelemahan peternak kecil adalah silaunya mereka dengan uang yang banyak, yang
tentunya ditawarkan untuk seekor bibit unggul. Padahal kalau kita hitung secara
pembibitan, Domba unggul akan menghasilkan anakan yang dominan dengan induknya yaitu
unggul dalam hal kualitas dan kuantitas daging. Sekali lagi masalah yang timbul
adalah kurangnya control/pengawasan terhadap peternak kecil yang sering menjadi
incaran agen penjual bibit unggul.
Apa yang
dilakukan oleh Dompet Dhuafa melalui Kampung Ternak adalah hal yang luar biasa untuk
melindungi asset peternakan bangsa ini, dengan adanya pemberdayaan peternak melalui
pembibitan Domba Garut. Ribuan Domba Garut dibibitkan untuk mencari bibit unggul
dan memenuhi kebutuhan pasar akan daging Domba yang terus meningkat,
apalagisaatHarirayaKurban. Pasar yang telah terjamin membuat pemberdayaan tidak
hanya sekedar pemberian modal bergulir, penerapan teknologi juga diberikan kepada
mitra kelompok peternak. Tebar Hewan Kurban merupakan pasar yang menjamin keberlangsungan
pemberdayaan peternakan Kelompok mitra Mandiri Dompet Dhuafa untuk terus maju menjadi
Mandiri.
Pemberdayaan
oleh lembaga amil zakat ini patut menjadi contoh pemberdayaan yang berbasis potensi
local daerah dan menjamin pasar hasil pembibitan dan penggemukan Domba/Kambing.
Aturan Kelompok yang mengikat para mitra dengan adanya pertemuan mingguan dan
control pendamping sangat bermanfaat bagi keberlangsungan penyerapan teknologi peternakan
oleh anggota kelompok ternak.
Di Dompet Dhuafa
Bandung sendiri sedang mencoba untuk pengembangan pembibitan yang akan diterapkan
kepada 6 kelompok mitra Peternakan, yang selama ini sudah terlihat hasilnya dari
program penggemukan. Baru satu kelompok yang menerapkan metode pembibitan Domba
sebagai contoh dari kelompok yang lain. Kelompok peternakan Dompet Dhuafa
Bandung sendiri tersebar di Kab Bandung ( Soreang dan Pacet ) serta Kabupaten luar
Bandung, yaitu Purwakarta, Subang dan Sumedang.
Ilmu yang
belum tersampaikan kepada peternak kecil coba untuk difasilitasi dengan adanya pendampingan
dan Monitoring evaluasi kepada Kelompok peternak setiap dua kali dalam sebulan.
Disamping pemberdayaan peternak Domba/kambing, Dompet Dhuafa akan memulai program pembibitan sapi FH bekerja sama dengan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang sebagai pihak yang memiliki banyak bibit unggul dalam bentuk semen beku dalam strow. Program ini diharapkan dapat memberdayakan peternak kecil dengan teknik inseminasi buatan guna memperoleh bibit unggul sapi FH ( betina untuk sapi perah dan Jantan untuk sapi potong ). Tidak hanya teknologi inseminasi buatan untuk Sapi saja yang nanti coba dikembangkan kepada Kelompok Mitra peternakan, tetapi inseminasi buatan pada Domba/kambing juga akan dilakukan.
Dengan banyaknya lembaga-lembaga non profit yang peduli dengan nasib dunia peternakan Indonesia, maka akan semakin besar pula peluangkita untuk memajukan peternakan Indonesia dan lepas dari ketergantungan produk peternakan dari luar. Pemberdayaan bukan profit oriented yang sifatnya sesaat tetapi kualitas yang secara berkelanjutan dan konsisten menjadi tujuan hasilnya.
Disamping pemberdayaan peternak Domba/kambing, Dompet Dhuafa akan memulai program pembibitan sapi FH bekerja sama dengan Balai Inseminasi Buatan (BIB) Lembang sebagai pihak yang memiliki banyak bibit unggul dalam bentuk semen beku dalam strow. Program ini diharapkan dapat memberdayakan peternak kecil dengan teknik inseminasi buatan guna memperoleh bibit unggul sapi FH ( betina untuk sapi perah dan Jantan untuk sapi potong ). Tidak hanya teknologi inseminasi buatan untuk Sapi saja yang nanti coba dikembangkan kepada Kelompok Mitra peternakan, tetapi inseminasi buatan pada Domba/kambing juga akan dilakukan.
Dengan banyaknya lembaga-lembaga non profit yang peduli dengan nasib dunia peternakan Indonesia, maka akan semakin besar pula peluangkita untuk memajukan peternakan Indonesia dan lepas dari ketergantungan produk peternakan dari luar. Pemberdayaan bukan profit oriented yang sifatnya sesaat tetapi kualitas yang secara berkelanjutan dan konsisten menjadi tujuan hasilnya.
KOMENTAR SAYA…..
BalasHapusMemang benar pembibitan merupakan salah satu permasalahan peternakan di Indonesia. Kurangnya pengetahuan dari dari para peternkak kecil dan tidak terkontrolnya penjualan bibit unggul menjadi salah satu sebabnya. Dengan adanya pembinaan juga pengawasan dari pihak terkait dapat merubah masalah tersebut. Namun, hal tersebut harus bersifat berkelanjutan dan secara intensif